Ghassany Hazhiyatul Zakira
Visitor
Archives
Search This Blog
About Me
Kamis, 22 Maret 2018
Sabtu, 25 November 2017
Analysis of International Conference paper
1. Abstract
This research aimed to reveal creative accounting practices in the form of narrative accounting occuring in
companies in Indonesia. Using content analysis, this research analyzed the management discussion and analysis
section in the annual report on the group of companies whose performance had increased and declined in several
companies listed on the Indonesian Stock Exchange. This research finds that the narrative accounting practices
are applied in these companies. The four methods of accounting narratives are found in both groups of companies.
There are stressing the positive and downplaying the negative, baffling the readers, differential reporting, and
attribution.
Analysis :
The abstract is clear and easy to understand. because the author describes the accounting practices in the form of narrative that aims to make the company's financial statements become more good looks and can increase competition between companies. This financial reporting practice is known as creative accounting.
2. Discussion :
This paper talking about "Narrative Accounting Practices in Indonesia Companies"
3. Analysis of paragraph :
- In the first paragraph describes the problem of financial statements, because there are still many areas that can be developed to provide an overview based on the interests of the company to the user's financial statements. Increased competition among companies.
- Creative accounting refers to usageaccounting information to influence reporting with remaining rule of law and accounting. Therefore, there is the tendency of companies to make reports that are not reflects the company's actual performance.
- In the third paragraph describes how managers deliver good financial statements and look creative.
- In the fourth paragraph describes the creative accounting narrative system of some experts.
- in the fifth paragraph describes the narrative
- In the sixth paragraph explains the MDA (Management Discussion and Analysis) because it is sustainable with creative accounting.
- in the seventh paragraph describes the narrative.
4. Conclution :
This research tries to find out how the accounting narrative practices of companies are in Indonesia as well as whether there are narrative differences between the two groups of companies.
5. Paper Analyzed :
https://media.neliti.com/media/publications/167669-EN-narrative-accounting-practices-in-indone.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/167669-EN-narrative-accounting-practices-in-indone.pdf
Kamis, 20 Juli 2017
Catatan akuntansi keuangan menengah #8
AKUNTANSI UNTUK LEASE
Pengertian lease
Lease yaitu suatu perjanjian
kontrak yang mengalihkan hak untuk menggunakan aktiva dalam periode waktu yang
ditentukan. 2 pihak dalam kontrak
lease :
1. Lessor (penjual sewa)
2. Lessee (pembeli sewa)
Keunggulan
leasing dari segi ekonomi (Economic Advantages of Leasing)
2
keunggulan utama bagi pihak lesse untuk melease daripada membeli:
A. Tanpa ada uang muka (no down payment)
Sangat
menarik bagi perusahaan yang tidak memiliki kas yang cukup untuk
membayar uang
muka atau perusahaan yang ingin menggunakan modal
yang tersedia untuk tujuan
operasi serta investasi lainnya.
B. Menghindari resiko pemilikan (avoids
risks of ownership)
Banyak
resiko dalam pemilikan harga seperti kerugian karena bencana,
keausan, kondisi
perekonomian. Lesse boleh menghentikan lease meskipun
dikenakan denda, dan
dengan demikan menghindarkan penanggungan risiko
dari kejadian tersebut.
C. Flexibility
Jika
assets di lease, perusahaan dapat lebih muda mengganti assets
sebagai respon
atas perubahan.
Keunggulan
lease bagi pihak lessor meliputi:
1. Meningkatkan penjualan (increased sales)
penawaran
produk melalui leasing kepada pelanggan potensial, dapat meningkatkan penjualan
dalam jumlah besar. Alasannya kemungkinan para pelanggan tidak mau atau ada
yang tidak mampu membeli harta tersebut secara tunai.
2. Kelangsungan hubungan dengan lesse
(ongoing business relationship with lessee)
jika harga dijual, pembeli terkadang tidak
mengadakan transaksi lagi dengan penjualnya. Tapi dalam leasing, lessor dan
lesse tetap berhubungan selama periode tertentu, dan hubungan bisnis jangka
panjang dapat selalu di bina.
3. Nilai sisa dipertahankan (residual value
retained)
dalam
banyak perjanjian lease, hak atas harta yang dilease tidak pernah beralih
kepada lesse. Lessor beruntung dari kondisi ekonomi yang membuat nilai residu
yang besar pada akhir periode lease. Lessor dapat me-lease kembali aktiva itu
kepada lesse lain atau menjualnya dan memperoleh keuntungan pada saat itu juga.
SIFAT
LEASE (Nature of Leases)
1. Ketentuan pembatalan (Cancellation
Provisions)
Sifat
tidak dapat dibatalkan
2. Periode lease (Lease Term)
Periode
waktu mulai dari awal hinggi akhir lease. Tanggal pemrakarsaan lease
didefinisikan sebagai tanggal perjanjian lease, Permulaan periode lease terjadi
saat perjanjian lease mulai berlaku, yaitu jika harta yang dilease telah
diserahkan kepada lesse
AKUNTANSI UNTUK LEASE – LESSE
(Accounting for Leases – Lessee)
Semua lease jika dipandang dari segi
lease dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Lease operasi (operating lease)
2. Lease modal (capital lease)
A. Operasi untuk lease operasi :
1. Melibatkan pengakuan biaya sewa selama
periode lease.
2. Harta
yang dilease tidak dilaporkan sebagai aktiva dalam neraca lesse, dan
3. Tidak ada hutang yang diakui dari
kewajiban untuk melakukan pembayaran di kemudian hari atas penggunaan harta
tersebut.
B. Sedangkan akuntansi untuk lease modal :
1. Mengharuskan
lesse untuk melaporkan nilai sekarang (Present Value) dari pembayaran lease di
kemudian hari pada Balance Sheet, baik sebagai aktiva maupun sebagai kewajiban
2. .Aktiva disusutkan seakan-akan telah
dibeli oleh lesse.
Dari sudut
pandang lessor, semua
lease dapat diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi sebagai berikut :
1. Lease operasi.
2. Lease pembiayaan langsung.
3. Lease jenis penjualan.
Catatan akuntansi keuangan menengah #7
AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN
Di Indonesia, penghitungan mengenai akuntansi pajak ppenghasilan diatur dalam PSAK No. 46 yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 1999 untuk perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga yang diperdagangkan kepada publik dan bagi perusahaan lainnya dimulai pada atau setelah 1 Januari 2001, PSAK No.46 ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi pajak penghasilan melalui pengakuan, pengukurang/penilaian, penyajian pengungkapan pajak penghasilan dan pengaruhnya, yaitu Kewajiban Pajak Tangguhan (deffered Tax Liabilities/ DTL) dan atau aset pajak tangguhan (Deferrred Tax Asset/DTA) dalam laporan keuangan perusahaan. Pengakuan atas DTL atau DTA muncul akibat adanya perbedaan temporer antara UU Perpajakan dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Karena SAK dan ketentuan perpajakan banyak memiliki perbedaan, penentu laba akuntansi (financial income) dan penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable income) juga seringkali menghasilkan perbedaan. Perbedaan ini dibagi menjadi dua macam yaitu perbedaan permanen/ tetap (Permanent Differences) dan perbedaan temporer/ sementara (Temporary Differences).
Prinsip – Prinsip Alokasi Pajak
Pada dasarnya Alokasi Pajak Penghasilan bagi perusahaan sebagai wajib pajak bisa mencakup dua hal :
1. Interperiod Allocation
2. Intraperiod Allocation
Ada banyak faktor yang menyebabkan timbulnya perbedaan Pajak Penghasilan menurut ketentuan perpajakan, dan Pajak Penghasilan yang dihitung berdasar laba akuntansi. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu :
1. Perbedaan Waktu (Time Differences)
2. Perbedaan Permanen (Permanent Differences)
Pencatatan dan Penyajiannya
Pengakuan asset dan kewajiban pajak tangguhan dilakukan terhadap rugi fiscal yang masih dapat dikompensasikan dan beda waktu antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiscal yang dikenakan pajak, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku, tariff maksimum PPh 30%.
Sabtu, 06 Mei 2017
Catatan akuntansi keuangan menengah #6
PENGAKUAN
PENDAPATAN
Pengukuran
pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang pendapatan
menyatakan bahwa pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi berikut ini :
(1) Penjualan
barang
(2) Penjualan
jasa
(3) Penggunaan
aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan
deviden
Pendapatan dari
penjualan barang harus diakui jika :
1) Perusahaan telah memindahkan resiko
secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada
pembeli
2) Perusahaan tidak lagi mengelola atau
melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual
3) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur
dengan andal
4) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang
dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut
5) Biaya yang terjadi dan akan terjadi
sehubungan dengan transaksi dapat diukur dengan andal.
Pengakuan
pendapatan yang sering dilakukan perusahaan menurut Kieso, dkk (2002:5) terdiri
dari :
1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan
(penyerahan)
2) Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan
3) Pengakuan pendapatan setelah penyerahan
4) Pengakuan pendapatan untuk transaksi
penjualan khusus – waralaba dan konsinyasi
Penjelasan :
1.
Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta
penjualan umumnya diakui pada saat penjualan (point of sell) yang biasanya
berarti terjadi penyerahan
2.
Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan
Contoh yang
paling konkrit dari pengakuan pendapatan sebelum penyerahan adalah ”akuntansi
kontrak konstruksi jangka panjang”.
Kontrak jangka panjang sering kali menetapkan bahwa penjual (kontraktor)
dapat menagih pembeli pada selang waktu ketika berbagai tahap dari proyek yang telah dicapai. Terdapat dua
metode akuntansi untuk kontrak kontruksi jangka panjang yang diakui oleh
profesi akuntansi, yaitu :
1) Metode persentase penyelesaian
2) Metode
kontrak selesai
3.
Pengakuan pendapatan setelah penyerahan
Ada dua metode
yang dapat digunakan dalam menagguhkan pengakuan pendapatan sampai kas
diterima, yaitu :
a)
Metode akuntansi penjualan cicilan (installment sales method)
Dalam metode
akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode penagihan bukan dalam
periode penjualan. Metode akuntansi penjualan cicilan dibenarkan atas dasar
bahwa jika tidak ada pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat
ketertagihan, pendapatan tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.
b)
Metode pemulihan biaya (cost recovery method)
Dalam metode ini
tidak ada laba yang diakui sebelum penerimaan pembayaran kas dari pembeli
melebihi harga pokok barang yang terjual . Setelah semua biaya tertutup, setiap
tambahan penerimaan kas diakui sebagai laba. Metode ini digunakan karena tidak
dapat diperoleh dasar yang layak untuk menaksir kolektibilitasnya atau ada
ketidakpastian yang tinggi mengenai kolektibilitas piutang.
4.
Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus
1) Waralaba
2) Konsinyasi
Catatan akuntansi keuangan menengah #5
Equitas
Pemegang Saham Laba Ditahan
Laba Ditahan (
Retained Earning ) merupakan laba bersih yang tidak didistribusikan kepada para
pemegang saham. Maksud laba yang ditahan (retained earning) menurut pendapat
Martonodan Agus Harjito (2005:201) yaitu “Laba yang tidak dibagi”. Laporan laba
ditahan berisikan informasi mengenai perubahan laba ditahan perusahaan yang
menyebabkan terjadinya perubahan modal sendiri perusahaan. Laporan ini
digunakan investor untuk menilai usulan kebijakan manajemen perusahaan mengenai
dividen. Semakin besar laba ditahan perusahaan akan semakin besar aset
perusahaan, dan dapat dikatakan perusahaan tersebut “sehat”.
Tujuan dari
adanya laba ditahan yaitu :
1) Untuk membiayai
operasional perusahaan dalam pencapaian laba yang lebih maksimal.
2) Untuk melunasi hutang
yang ada.
3) Sebagai cadangan dana
untuk kebutuhan investasi perusahaan
4) Untuk perkembangan
perusahaan di masa yang akan datang.
Jenis laporan
laba ditahan terdiri dari dua yaitu:
1) Tanpa pencadangan laba ditahan
2) Dengan pecadangan yang
tidak dicadangkan
Laba ditahan
mempunyai batasan-batasan. Batasan tersebut yaitu :
1) Batas Hukum yaitu
batasan berdasarkan hukum yang berlaku
2) Batas Kontraktual,
yaitu batasan kontrak obligasi yang diapropriasi (jumlah laba ditahan yang
dicadangkan oleh perusahaan untuk kebutuhan yang akan datang)
3) Batas Voluntary
Pembagian deviden
umumnya didasarkan atas akumulasi laba yaitu laba ditahan,atau atas beberapa
pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Deviden memiliki jenis
sebagai berikut :
1) Deviden Tunai (Cash Deviden)
2) Deviden Property (Property Deviden)
3) Deviden Skrip (Script Deviden)
4) Deviden
Likuidasi (Liquidating Deviden)
5) Deviden Saham
Contoh
soal :
Tanggal
18/12/2010 diumumkan dividen saham sebesar 8% atas 100.000 lembar saham biasa
yang beredar dengan nilai pari Rp 1440 / lembar. Harga pasar saham saat dividen
diumumkan adalah Rp 1620 / lembar. Dividen dibagikan tanggal 18/1/2011. Buat
Perhitungan dan Jurnal.
Perhitungan
: Dividen saham = 8% x 100.000 = 8000
lembar
Nilai Pasar = 8000 lembar x Rp 1620 = Rp
12.960.000
Nilai Nominal = 8000 lembar x Rp 1440 = Rp 11.520.000
Agio = Rp 12.960.000 – Rp
11.520.000 = Rp 1.440.000
Jurnal
Pengumuman saham :
(Dr)
Dividen saham Rp
12.960.000
(Cr) Dividen saham yang di
bagikan Rp
11.520.000
(Cr) Agio (disagio) saham
biasa Rp 1.440.000
Jurnal
pembayaran saham :
(Dr)
Dividen saham yang dapat dibagikan
Rp 11.520.000
(Cr) Saham biasa Rp 11.520.000
(*Dividen
saham yang dapat dibagikan akan dihapus pada saat dibagikan)
Catatan akuntansi keuangan menengah #4
EKUITAS PEMEGANGAN SAHAM MODAL PERSEROAN
Pengertian Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas
merupakan suatu badan usaha yang berbentuk badan hukum yang modalnya terbagi
atas saham-saham dimana setiap pemegang saham/pemilik (Persero) hanya
bertanggung jawab kepada perusahaan secara terbatas sebanyak nilai saham yang
dikuasainya
Tiga kategori berikut ini biasanya muncul sebagai
bagian dari ekuitas pemegang saham :
1) Modal saham
2) Tambahan modal
disetor
3) Laba ditahan
Pada umumnya modal dasar atau resmi
(legal capital) atau modal ditetapkan (stated capital) adalah
nilai pari dari semua modal saham yang diterbitkan, tetapi jika saham
diterbitkan tanpa nilai pari, maka hal itu bisa berupa:
1) Total pembayaran
untuk saham tersebut.
2) Jumlah minimum yang
ditetapkan dalam hukum perseroan negara yang berlaku
3) Jumlah arbitrer
yang ditetapkan oleh dewan direksi menurut kebijaksanaannya.
Karakteristik
Perseroan Terbatas
Perseroan adalah sebuah badan hukum, yang dibedakan dan
perpisahan dari individu–individu yang mendirikan dan menjalankan organisasi
tersebut. Sebagai badan hukum, perseroan harus tunduk terhadap
ketentuan-ketentuan yang berlaku dimana perusahaan tersebut didirikan, termasuk
ketentuan untuk membayar pajak atas laba yang dihasilkan organisasi.
Sumber Modal Perseroan Terbatas
1) Modal disetor (paid-in capital)
2) Laba
ditahan
Hak-hak pemegang saham
1) Hak
suara
2) Dividen
3) Likuidasi
4) Prioritas
Penggolongan saham dalam Perseroan Terbatas
Saham yang diterbitkan oleh perseroan akan mempunyai nilai
nominal yang tercantum dalam lembar saham (shares of stock) yang akan
ditempatkan atau dijual kepada calon pemegang saham. Saham tersebut ada dua
jenis yaitu :
1) Saham
Biasa (common stock)
2) Saham
Preferen
Modal saham yang dimiliki oleh perseroan terbatas dapat
dijual atau ditempatkan dengan tiga kemungkinan, yaitu :
1) Dijual atau ditempatkan sama dengan
nilai nominal. Penjualan saham dengan harga ini sering disebut dengan
penempatan dengan harga pari.
2) Dijual diatas harga nominal.
Penempatan saham dengan harga ini akan menimbulkan keuntungan kepada perusahaan
dalam bentuk Agio saham atau Premium.
3) Dijual dengan harga dibawah nilai
nominal. Penempatan saham dengan harga ini akan menimbulkan kerugian kepada
perusahaan yang disebut dengan Disagio saham atau Discount.
Saham Tresuri
Saham treasuri atau saham yang diperoleh kembali adalah saham perusahaan yang
sudah diterbitkan dan beredar, kemudian dibeli kembali oleh perusahaan.
Perusahaan dapat membeli saham dengan berbagai alasan, diantaranya :
1) Diberikan sebagai bonus kepada
pejabat dan karyawan perusahaan
2) Meningkatkan volume perdagangan
saham dibursa efek dengan harapan dapat mendongkrak harga pasar
3) Memperoleh tambahan saham yang akan
dipergunakan dalam rangka akuisisi perusahaan lain.
4) Mengurangi jumlah lembar saham yang
beredar, yang pada akhirnya akan memperbesar laba per lembar saham.
Langganan:
Postingan (Atom)