Jumat, 20 Januari 2017

Catatan Akuntansi Keuangan Menengah #9

AMORTISASI AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Secara umum Aktiva Tak Berwujud adalah kekayaan perusahaan yang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi bermanfaat bagi perusahaan karena hak-hak yang melekat pada pemiliknya. Dari segi akuntansi Aktiva Tak Berwujud dapat digolongkan ke dalam :

- Aktiva Lancar misalnya Piutang Dagang, Persekot Premi Asuransi
- Aktiva Tetap misalnya Hak Paten, Cap & Merek Dagang, Goodwill
- Biaya Yang ditangguhkan Pembebanannya misalnya Biaya Pendirian, Biaya Riset & Pengembangan, Hak Guna Usaha, Hak Sewa (Jangka Panjang)



Metode amortisasi aktiva tidak berwujud


Metode garis lurus

Metode penyusutan garis lurus merupakan suatu metode pengalokasian pembebanan biaya, dimana jumlah biaya yang dialokasikan setiap tahunnya adalah sama. Beban amortisasi tahunan:

Metode garis lurus = 25% x Nilai Perolehan/Nilai Buku



Metode saldo menurun

Metode penyusutan saldo menurun, merupakan suatu metode pengalokasian pembebanan biaya, dimana jumlah biaya yang dialokasikan semakin menurun tiap tahunnya seiring bertambahnya masa manfaatnya, dan pada tahun dimana merupakan akhir masa manfaatnya, dilakukan penyusutan sekaligus atas nilai sisa buku yang ada :

(100% : Umur Ekonomis) x 2] x Nilai Perolehan/Nilai Buku





Aktiva Tetap Tak Berwujud Yang Dapat Diidentifikasikan Secara Spesifik

Hak Paten

Adalah hak yang diberikan oleh pemerintah (instansi yang berwenang) kepada pemegangnya untuk menggunakan atau mengawasi dan mengkomersilkan hasil temuannya.



Hak Cipta (Copyright)

Adalah hak yang diberikan oleh pemerintah (instansi yang berwenang) kepada pengarang, pencipta lagu, musik, barang – barang se ni dan lainnya untuk mempublikasikan, menerbitkan, mengawasi, dan mengkomersialkan hasil ciptaannya.



Franchises

Adalah hak monopoli yang diberilan oleh instansi pemerintah untuk menggunakan fasilitas umum yang manfaatnya akan dinikmati oleh masyarakat.



Cap Dan Merk Dagang

Adalah suatu tanda yang dipakai untuk mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu


Aktiva Tetap Tak Berwujud Yang Tidak Dapat Diidentifikasikan Secara Spesifik

Goodwill merupakan contoh dari aktiva tetap tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik. Dari segi akuntansi, goodwill adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba di atas laba normal dari lain-lain perusahaan yang sejenis (dalam industri yang sama). Goodwill berhubungan dengan atau timbul dari berbagai macam faktor yang sulit diukur secara kuantitatif, seperti :

- Hubungan yang baik / memuaskan antara perusahaan dengan konsumen
- Lokasi perusahaan yang strategis
- Efisiensi dalam aktifitas produksi
- Hubungan baik antar karyawan dalam perusahaan
- Kedudukan dalam persaingan yang menguntungka



Kamis, 05 Januari 2017

Catatan Akuntansi Keuangan Menengah #7

Penilaian Persediaan Selain dari Harga Pokok

Persediaan dapat dinilai selain dari harga pokok. Warren, Reeve, Fess (2005:456) mengatakan bahwa situasi macam itu timbul apabila “biaya penggantian barang-barang persediaan lebih rendah dari biaya yang tercatat dan persediaan tidak dapat dijual pada harga jual normal karena cacat, usang, perubahan gaya, atau penyebab lainnya”.


A. Nilai terendah antara harga pokok atau harga pasar

Harga pasar yang digunakan dalam LCM adalah biaya untuk mengganti barang pada tanggal persediaan. Nilai pasar ini didasarkan pada jumlah yang biasanya dibeli dari sumber pemasok. Dalam bisnis yang sering dilanda inflasi, harga pasar jarang turun namun, dalam bisnis yang teknologinya berubah cepat (misalnya televisi dan komputer), penurunan harga sering terjadi. Keunggulan utama dari metode LCM adalah bahwa laba kotor (dan laba bersih ) akan berkurang dalam periode terjadinya penurunan nilai pasar.

Skousen, Albrecht, Stice, Stice (2001:395) mengatakan dasar pedoman dalam menerapakan aturan ini adalah :

1.      Menetapkan nilai pasar sebagai berikut:
a. Biaya penggantian jika jatuh diantara harga tertinggi dan harga terendah
b. Harga terendah, jika biaya penggantian lebih kecil dari harga terendah,
c. Harga tertinggi, jika biaya penggantian lebih tinggi dari pada harga harga tertinggi.


2.      Membandingkan nilai pasar dengan harga pertama-tama dan memilih jumlah yang lebih rendah.



B. Penilaian Pada Nilai Realisasi Bersih

    Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:14.5) menjelaskan bahwa ”persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, yang lebih rendah (the lower of cost and net reliazible value)”.


C. Persediaan Berdasarkan Metode Laba Kotor

   Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestmasi persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya diestimsikan dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi dengan harga pokok dan harga jual selama periode berjalan


D. Metode Eceran

    Untuk menggunakan metode ini harga eceran dari semua barang dagang harus ditetapkan dan dijumlahkan. Persediaan eceran ditentukan dengan mengurangi penjualan selama periode berjalan dari harga eceran barang yang tersedia untuk dijual selama periode bersangkutan. Estimasi biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalihkan persediaan eceran dengan rasio biaya terhadap harga jual (eceran) barang dagang yang tesredia untuk dijual.