Penilaian Persediaan Selain dari Harga Pokok
Persediaan
dapat dinilai selain dari harga pokok. Warren, Reeve, Fess (2005:456)
mengatakan bahwa situasi macam itu timbul apabila “biaya penggantian
barang-barang persediaan lebih rendah dari biaya yang tercatat dan persediaan
tidak dapat dijual pada harga jual normal karena cacat, usang, perubahan gaya,
atau penyebab lainnya”.
A. Nilai terendah antara harga pokok
atau harga pasar
Harga pasar yang digunakan dalam LCM adalah biaya untuk mengganti
barang pada tanggal persediaan. Nilai pasar ini didasarkan pada jumlah yang
biasanya dibeli dari sumber pemasok. Dalam bisnis yang sering dilanda inflasi,
harga pasar jarang turun namun, dalam bisnis yang teknologinya berubah cepat
(misalnya televisi dan komputer), penurunan harga sering terjadi. Keunggulan
utama dari metode LCM adalah bahwa laba kotor (dan laba bersih ) akan berkurang
dalam periode terjadinya penurunan nilai pasar.
Skousen, Albrecht, Stice, Stice (2001:395) mengatakan dasar pedoman
dalam menerapakan aturan ini adalah :
1.
Menetapkan nilai pasar sebagai
berikut:
a. Biaya penggantian jika jatuh
diantara harga tertinggi dan harga terendah
b. Harga terendah, jika biaya
penggantian lebih kecil dari harga terendah,
c. Harga tertinggi, jika biaya
penggantian lebih tinggi dari pada harga harga tertinggi.
2.
Membandingkan nilai pasar dengan
harga pertama-tama dan memilih jumlah yang lebih rendah.
B. Penilaian Pada Nilai Realisasi
Bersih
Menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (2007:14.5) menjelaskan bahwa ”persediaan harus diukur
berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, yang lebih rendah (the lower of
cost and net reliazible value)”.
C. Persediaan
Berdasarkan Metode Laba Kotor
Metode
laba kotor menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestmasi persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya
diestimsikan dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan setiap perubahan yang
terjadi dengan harga pokok dan harga jual selama periode berjalan
D. Metode
Eceran
Untuk menggunakan metode ini harga eceran dari semua
barang dagang harus ditetapkan dan dijumlahkan. Persediaan eceran
ditentukan dengan mengurangi penjualan selama periode berjalan dari harga
eceran barang yang tersedia untuk dijual selama periode bersangkutan. Estimasi
biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalihkan persediaan eceran dengan
rasio biaya terhadap harga jual (eceran) barang dagang yang tesredia untuk
dijual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar